pnpmmp trenggalek - Wakil Menteri ESDM Widjojano Partowidagdo masih ditunggu pihak keluarga
di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Rencananya, malam ini
jenazah akan disemayamkan di rumah duka dan dimakamkan Minggu (22/4)
besok pukul 09.00 WIB.
"Ibu (istri Widjojano) Sudah tiba di Halim," kata Dewanto, kakak ipar Widjojano, saat ditemui di rumah duka, Jl Ciragil, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4/2012).
Menurut Dewanto, jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka. Besok pada pukul 08.30 WIB, jenazah guru besar ITB tersebut akan disalatkan lalu dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, 30 menit kemudian.
"Kemungkinan akan sampai di San Diego Hills pagi," sambungnya.
Sedianya, acara pemakaman digelar pada Minggu siang. Namun, rupanya kabar soal waktu meninggal Widjojano berubah. "Alasannya karena ternyata bapak meninggal pagi. Kita nggak berani kuburkan lewat tengah siang," imbuhnya.
Widjajono menghembuskan nafas terakhirnya saat mendaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Mendaki merupakan salah satu hobi dari Wamen nyentrik ini.
Pria kelahiran Magelang 16 September 1951 ini diketahui sesak nafas karena oksigen yang menipis di puncak gunung setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut tersebut.
Hingga saat ini, Widjajono telah menulis dua buah buku yakni Memahami Pembangunan dan Analisis Kebijakan (2004) dan Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi (2002).
(mad/mad)
"Ibu (istri Widjojano) Sudah tiba di Halim," kata Dewanto, kakak ipar Widjojano, saat ditemui di rumah duka, Jl Ciragil, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4/2012).
Menurut Dewanto, jenazah akan langsung dibawa ke rumah duka. Besok pada pukul 08.30 WIB, jenazah guru besar ITB tersebut akan disalatkan lalu dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, 30 menit kemudian.
"Kemungkinan akan sampai di San Diego Hills pagi," sambungnya.
Sedianya, acara pemakaman digelar pada Minggu siang. Namun, rupanya kabar soal waktu meninggal Widjojano berubah. "Alasannya karena ternyata bapak meninggal pagi. Kita nggak berani kuburkan lewat tengah siang," imbuhnya.
Widjajono menghembuskan nafas terakhirnya saat mendaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Mendaki merupakan salah satu hobi dari Wamen nyentrik ini.
Pria kelahiran Magelang 16 September 1951 ini diketahui sesak nafas karena oksigen yang menipis di puncak gunung setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut tersebut.
Hingga saat ini, Widjajono telah menulis dua buah buku yakni Memahami Pembangunan dan Analisis Kebijakan (2004) dan Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi (2002).
(mad/mad)