Pages

 

Dulu, kekuatan TNI AU terkuat di Asia Tenggara

pnpmmp trenggalek - TNI Angkatan Udara (TNI AU) pernah merasakan era keemasan pada periode 1950 dan 1960an. Tahun 1950an, kekuatan TNI AU lebih kuat dari Australia. Hal ini tidak lepas dari ratusan pesawat Belanda yang diambil alih.

Setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Republik Indonesia, TNI juga memperoleh seluruh aset Militaire Luchtvaart (ML) atau Angkatan Udara Kerajaan Belanda, yang berada di wilayah Indonesia. Hal itu merupakan kesepakatan Konferensi Meja Bundar tanggal 23 Agustus 1949.

Ada 173 pesawat milik Belanda yang diserahterimakan. Pesawat tersebut adalah Pipper Cub/L-4J, C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, Auster, AT-6 Harvard, PBY Catalina, BT-13 Valiant, Gruman Goose G-21A, serta Lockheed 12.

Jika ditambah pesawat eks tentara Jepang yang juga diambil alih, jumlah aset TNI AU, saat itu bernama AURI, mencapai 300 buah pada awal tahun 1950an. Hal itu ditulis dalam buku Bakti TNI Angkatan Udara 1946-2003.

Bahkan saat konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, Perdana Menteri Burma U Nu, terpana melihat kekuatan TNI AU di Lanud Husein Satranegara.

"Saya belum pernah melihat pesawat tempur sebanyak ini," katanya kagum.

Periode 1950an, dunia mengakui kekuatan TNI AU. Majalah penerbangan Inggris Air Pictorial menulis Australia ketinggalan jauh dari AURI. Majalah penerbangan Belanda Vliegwereld menulis: AURI, Angkatan Udara paling ditakuti di Asia Tenggara.

Pesawat hibah inilah yang digunakan TNI untuk membasmi berbagai pemberontakan di tanah air. Saat itulah dikenal two man aircraft atau pilot dua pesawat. Mungkin karena saking banyaknya pesawat dan kekurangan pilot, seorang pilot harus mampu membawa pesawat angkut, kemudian membawa pesawat pembom atau pesawat tempur untuk memberi bantuan tembakan pada pasukan darat.

Letnan Udara I Petrus Gertudus Otto Noordraven dan Letnan Muda Udara I RJ Ismail contohnya. Saat menumpas Republik Maluku Selatan (RMS), masing-masing pilot itu menerbangkan pesawat angkut C-47 Dakota untuk mendrop senjata dan logistik dari Jakarta ke Ambon. Saat pasukan darat yang dipimpin Letkol Slamet Riyadi menyerang RMS, dua pilot itu kembali lagi. Bukan dengan pesawat angkut, tetapi dengan pesawat bomber B-25 untuk memberikan bantuan tembakan.[has]

Susunan Redaksi

Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi/Penangggungjawab: Kang Regan S. Wapimred/Redpel: Mbakyu Luluk. Sekretaris Redaksi: Mbakyu Nuri. Bendahara Redaksi: Kang Topo. Dewan Redaksi: Kang Gunarji. Design Grafis/Layout: Mbakyu Sri. Redaktur /Kuntributor Berita : Mbakyu Umi, Lukito, Kristin, Fitria, Kang Sutrisno, Sujarman, Awan, Ridwan Sirkulasi/Iklan: Kang Narso. Transportasi: Mbakyu Tia Alamat Redaksi: Jalan WR. Supratman No. 1, Kelurahan Sumbergedong, Trenggalek (Kode Pos 66315), Jawa Timur. Telepon : (0355) 794466. E-mail Redaksi: pnpm.mpt@gmail.com